18 Tahun Usia Provinsi Kepri 2002-2020

banner 120x600

“Sebuah Evaluasi dan Koreksi “

Syahzinan, SE

Tanpa terasa oleh kita semua,hari ini 24 september 2020 propinsi kepri berusia atau berulang tahun ke-18 sebagai propinsi yang ke-32 berdiri di Indonesia lewat perjuangan melalui hak insiatif DPR – RI yang mendengarkan dan memperjuangkan berbagai macam aspirasi dari rakyat kepulauan riau di kala itu, yang menginginkan dan mendesak meminta segera di sahkan Rancangan Undang-Undang Pembentukan propinsi kepulauan riau Menjadi sebuah Produk Undang-Undang yang akhirnya di sahkan juga oleh Pemerintah Bersama DPR -RI pada sidang Paripurna 24 september 2002.Dengan UU No.25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Riau.

Sambil berjalannya waktu dalam perjalanan dan menginjak usia ke-18 tahun ini propinsi kepri terus menerus berbenah,berpacu dan bergerak cepat dari ketertinggalannya dengan propinsi lainnya di tanah air. Maka untuk mewujudkan itu propinsi kepri berkerja keras dalam segala bidang kehidupan,terutama dalam bidang dan sektor-sektor pembangunan untuk meningkatkan dan percepatan pembangunannya di kepulauan riau,dalam usaha mempercepat kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat kepulauan riau itu sendiri.

Usia ke-18 tahun kita ibaratkan seorang anak usia baru menuju tahap kedewasaan yang lebih matang dalam berpikir dan bertindak dalam mengambil dan membuat sebuah keputusan yang keberpihakkan untuk kepentingan bagi seluruh rakyat kepulauan riau,untuk masa mendatang dengan harapan,kepercayaan dan amanah serta sikap optimisme yang tinggi dari pemerintah propinsi kepri.

Sebagai wadah perjuangan dalam pembentukan Provinsi Kepri yang bergabung di dalam Badan Pengawas Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau atau yang lebih di kenal dengan singkatan populernya BP3KR.

Selama tahun 18 Provinsi Kepri berdiri, sudah saatnya kita melakukan sebuah “Evaluasi” secara Komprehensif atas seluruh sektor pembangunan yang dilakukan selama ini. Kita dari BP3KR perlumenyikapi, mengkritisi, mengkoreksi dan mengevaluasinya perjalanan 18 tahun terakhir Provinsi Kepri yang telah bersama sama kita perjuangkan dengan penuh tenaga, pikiran dan energi yang terkuras dalam perjuangan pembentukan Provinsi Kepri dengan cucuran air mata dan keringat.

Kepada para pemangku kepentingan dan tokoh tokoh pejuang yang masih hidup. Bukanlah hasil sebuah jerih payah dari seluruh Kabupaten / Kota yang ada di Kepulauan Riau, namun adalah ini semua hasil kesepakatan dan dukungan seluruh rakyat kepri dalam perhelatan akbar pada tanggal 15 mei 1999, di adakan Musyawarah Besar Rakyat Kepulauan Riau di Tangjungpinang yang mendeklarasikan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau yang merupakan aspirasi dan konsensus politik dari rakyat kepulauan riau pada waktu itu.

Sebenarnya setelah 18 tahun berlalu kita Berpropinsi banyak pihak pihak dari luar sana berteriak sangat keras khususnya dari para tokoh-tokoh pejuang yang punya rasa kekecewaan, keprihatinan dan ketidakpercayaan lagi kepada mereka yang sekarang ini memegang dan menjadi singasana dalam memimpin propinsi sekarang ini. Kehidupan masyarakat kita makin susah dan terpuruh akibat semakin kuat dan dominannya para Eksekutif dan Legislatif memamerkan kekuasaan dan arogansinya.

Dalam memperingati hari jadi propinsi kepri yang ke-18 tahun,Sebenarnya ada momentum yang paling bersejarah dan paling historis yaitu terpisahnya kepulauan riau dari Propinsi riau karena dari dulunya kita selalu di anak tirikan oleh Provinsi Riau-Pekanbaru dalam ketertinggalan berbagai sektor-sektor pembangunan, karena pembangunan yang tidak berkeadilan, terisolasi dan diskriminatif di masa masa itu.

18 TAHUN PROPINSI KEPULAUAN RIAU

APA YANG BISA KITA LAKUKAN…??

Apa yang kita lihat dan terjadi sekarang ini adalah suatu permasalahan di tingkat kepemimpinan baik di Eksekutif maupun di Legislatif di Kepulauan Riau, karena mereka tidak peka dan tidak perduli serta tidak berempati kepada masyarakat bawah, dimana kesulitan dan kesusahan yang sedang mereka hadapi di tengah tengah masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-harinya, sejujurnya kita yang bergabung di dalam BP3KR merasa sangat kecewa yang mendalam dan penuh rasa keprihatinan justru merekalah yang merasa menikmati dan hidup senang dari hasil hasil perjuangan kita selama ini, baik dari kalangan Eksekutif dan Legislatif.

Sedangkan mereka yang berada di kelas menengah ke bawah kehidupannya makin terhimpit dan terabaikan, karena mereka (Eksekutif-Legislatif) sering mempertontonkan dengan gaya hidup konsumtif dan menunjukkan kelas sosialnya.

Beberapa tahun yang lalu sebenarnya penulis pernah mengingatkan dan harus menjadi perhatian kita semuanya terutama dari tokoh-tokoh pejuang, selama 18 tahun ini semenjak Provinsi Kepri terbentuk, memang telah terjadi penyimpangan, amanah dan cita cita perjuangan serta benturan arah dan tujuan dari awal pembentukan Provinsi Kepri itu sendiri.

Semua selama ini yang mereka cari kepada orientasi kekuasaan dan kekayaan dalam membangun dinasti-dinasti baru di Kepulauan Riau dengan membagikan sekat-sekat kekuasaan terutama mereka yang berada di Eksekutif Dan Legislatif yang bersifat Primordial dan Pragmatisme sempit.

Alangkah hebatnya rasa kekompakkan, persatuan dan rasa seperjuangan kita sewaktu dulu di masa masa awal perjuangan. Sebenarnya apa yang selama ini kita lakukan dan perankan, seharusnya kita melakukan Refleksi, Introspeksi bahkan Komtemplasi.

Apa yang terjadi dengan ” Provinsi Kepri ” Jawabannya bisa saja benar dan bisa saja salah atau ” Kita bisa apa dan kenapa biasa-biasa saja “Mungkin selama ini antara Eksekutif Dan Legislatif memang sudah tidak sejalan lagi dan penuh rasa curiga satu sama lainnya yang terjadi selama ini adanya Rivalitas dan persaingan.

Dalam berbagai kesempatan dan tarik menarik yang kuat dalam permasalahan penganggaran anggaran daerah, sehingga segala kepentingan yang lebih besar untuk rakyat justru terabaikan dan menjadi korban karena ada konflik kepentingan dan egoisme kekuasaan.

Menjawab pertanyaan di atas, seharusnya kita sangat sedih dan merasa malu bahkan kecewa. Melihat pertumbuhan dan kemajuan yang tidak kita harapkan, karena tidak ada perubahan dan perbaikan untuk kemajuan Propinsi Kepri ke depan dan seharusnya persaingan dengan Provinsi-provinsi di Indonesia yang memang dulu lebih maju dan terus berbenah.

Dari dulu BP3KR telah sangat sering menyampaikan dan mengingatkan kepada para pengambil keputusan (Eksekutif-Legislatif) tapi tidak pernah menerima dan mendengarnya masukkan dan saran dari tokoh-tokoh pejuang selama ini dan mereka merasa hebat dan pinter yang terbayangkang di dalam pemikiran mereka.

Kata teman saya sesama pejuang setelah usia 18 tahun Provinsi Kepri, kita jangan melihat lagi kebelakang setelah 18 tahun lalu peristiwa dan kejadaian di masa-masa awal perjuangan pada masa yang lalu. Semua ini hanyalah nostalgia dan kenangan terindah dan penuh kemesraan tak pernah terlewat dan terlupakan.

Mari kita melihat dan menatap ke depan Propinsi Kepri Bagaimana jadinya…? Apakah akan menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk lagi…?

Ini perlu kita menjawabnya bersama…?

Dalam peringatan Hari Jadi provinsi Kepri ke-18 tahun ini, kita tidak akan terlena pada masa perjuangan dan pergolakan pembentukan propinsi kepri pada masa itu, tapi yang perlu kita benahi dan evaluasi adalah keberadaan Provinsi saat ini dan mendatang.

Secara kontektual peringatan hari jadi provinsi Kepri untuk tahun ini sangat berbeda sekali tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, karena tahun ini bangsa kita sedang mengalami dan menghadapi Pandemi Covid-19 yang merupakan masalah nasional bahkan menjadi masalah dunia saat ini.

Apapun capaian-capaian yang dilakukan Provinsi Kepri patut kita apreasiasi dan hargai sebagai prestasi dan kerja keras, tentunya di hadapan kita penuh tantangan dan harapan untuk menyongsong hari esok…..Semoga.

DIRGAHAYU…DIRGAHAYU…DIRGAHAYU PROVINSI KEPRI KE – 18 TAHUN

BANGKITLAH, MAJULAH DAN JAYALAH

Penulis, Syahzinan, SE

Tokoh Pejuang Pembentukan Propinsi
Kepri dan Badan Pengawas Pembangunan Provinsi
Kepulauan Riau ( BP3KR-JAKARTA )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *