Disparbud Anambas Gelar Pelatihan Berbasis Ekowisata

Ilustrasi, salah satu pelatihan yang dilakukan oleh Disparbud KKA. (foto Ist)
banner 120x600

Ignnews.id,Anambas-Pelatihan Pengembangan Desa wisata berbasis Ekowisata di Pulau Pangeran telah dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) Provinsi Kepri, hal itu disambut warga secara antusias.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI merencanakan pembangunan desa wisata yang berbasis ekowisata. Partisipasi dari masyarakat setempat sangat diperlukan untuk pengolaan.

Pelatihan pengembang pulau Pangeran menjadi desa wisata telah dijalankan. Selanjutnya akan diberikan bimbingan tentang Tata Kelola Destinasi dan Pelayanan Homestay.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Seksi Usaha dan Kelembagaan Pariwisata, Chairul Subrian, SST mengatakan, masyarakat begitu antusias dalam perencanaan pembangunan desa wisata di Pulau Pangeran. Masyarakat Pulau Pangeran bergotong royong membersihkan lingkungan desa maupun rumah yang akan dijadikan homestay.

“Kita tidak terlalu mengalami kesulitan dalam pelaksanaan sosialisasi karena antusiasme masyarakat sangat tinggi, mereka mau bergotong royong untuk membersihkan rumah bahkan mereka membangun kamar mandi dirumahnya untuk memenuhi kebutuhan tamu” ujarnya Chairul ketika ditemui ignnews.id, Jum’at (02/10/2020)

Ia juga menyampaikan, hal ini membutuhkan proses perencanaan yang sangat matang. Melalui pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar, maka sedikit demi sedikit dapat menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat akan dampak baik dari pembangunan desa wisata.

“Melalui pelatihan dan sosialisasi kami melakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan memberikan penjelasan bahwa hal ini akan berdampak baik pada perekonomian mereka dan mereka pun menanggapinya dengan baik” jelas Chairul

Diketahui, pulau Pangeran terletak di Kecamatan Palmatak (KKA) dihuni sekitar 300 Kepala Keluarga (KK) mayoritas berstatus sebagai nelayan.

Tambah dia, bagi wisatawan yang hendak berkunjung dapat mengaksesnya dengan menggunakan transportasi rutin dari masyarakat serta sudah disediakan Homestay sebagai tempat tinggal dan ditambah fasilitas lainnya.

“Untuk aksesbilitas kita sudah mempunyai transportasi rutin dari masyarakat dan penyediaan homestay serta warung-warung makanan ringan sampai yang berat pun sudah dipersiapkan. Biaya homestay hanya merogoh kocek Rp 150 ribu/kamar untuk dua penghuni,” jelas dia.

Lanjut dia, disana pengunjung akan menikmati atraksi yang dilakukan oleh pencinta seni dan sejumlah permainan game tradisional juga ditampilkan.

“Pastinya pengunjung akan menikmati liburannya dengan biaya murah tapi rasa kelas internasional. Alam yang indah menjadi modal besar yang dapat di peroleh bagi wisatawan,” tutur dia. (Thalia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *