Petani Anambas Terpaksa Jual Pisang Di Kota Tanjungpinang

Petani kebun saat membawa hasil pertaniannya ke Kota Tanjungpinang
banner 120x600

ignnews.id,Anambas-Hasil petani kebun seperti pisang untuk meraih pendapatan yang lebih harus menunggu kapal kargo tradisional yang berlayar ke kota Tanjungpinang, terkadang hasil pertaniannya membusuk akibat tidak habis terjual di wilayahnya.

“Jika ada kapal kargo berlayar membawa pisang kami, maka kami mendapatkan pendapatan yang lebih. Namun kapal tersebut tidak rutin melakukannya. Lebih seringnya hasil tani tidak habis terjual,” ungkap Junaidi selaku petani kebun Dusun Langan Desa Batu Berapit Kecamatan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas, kemarin.

Kata dia, jumlah pisang yang dibawa ke Kota Tanjungpinang kali ini sebanyak 2,5 ton setelah dikumpulkan dari petani kebun lainnya. Namun kapal ini tidak rutin mengakut hasil pertanian para petani.

“Kami tidak mengerti kenapa kapal ini tidak rutin membawa hasil tanaman kami ini. Diketahui jumlah petani kebun di wilayah pulau Jemaja memiliki jumlah yang besar dan dipastikan akan meraih pendapatan yang besar pula jika ada penampungnya,” ucapnya.

Dirinya berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas agar dapat menampung hasil pertanian para petani kebun.

“Jika kapal tidak ada, saya pastikan hasil petani akan punah dan tidak habsi terjual dipasar lokal. Kami bermohon kepada pemda agar dapat memberikan solusinya. Harga pisang setiap kilonya di beli senilai Rp 23 ribu,” jelasnya.

Kata dia, selama sebelas tahun bekerja sebagai petani kebun, dirinya tidak pernah merasakan bantuan yang disalurkan oleh pemerintah desa, pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi bahkan pemerintah pusat.

“Kalau soal data sering diminta oleh aparat desa. Namun belum ada bantuan yang disalurkan,” ucapnya. (Fendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *