Tank AMX-13 Lengkapi Monumen Tiga Matra TNI

Tank kelas ringan AMX-13 kini sudah terparkir dan melengkapi Monumen Tiga Matra TNI yang dibangun di Dompak (Foto_Adly Bara Hanani)
banner 120x600

ignnews.id,Tanjungpinang – Tank AMX-13 jadi penghuni terakhir yang terpasang di Monumen Tiga Matra yang dibangun di Dompak, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kota Tanjungpinang.

AMX-13 tersebut, mewakili TNI Angkatan Darat yang sebelumnya matra laut dan udara lebih dulu selesai memasang simbol matranya di monumen tersebut.

Tank ringan berawak tiga orang itu, merupakan buatan Atelier de Construction d’Issy les Moulineaux (AMX) dari Perancis atau lebih populer dengan nama AMX-13.

Diketahui ada banyak ragam varian tank ringan AMX-13, sebut saja mulai dari versi kanon dengan beragam kaliber yakni versi angkut personel, versi artileri, versi tank jembatan dan versi anti serangan
udara.

TNI-AD memiliki tiga tipe, yakni versi kanon, versi angkut personel dan versi artileri 105 mm.

AMX-13 lebih punya pengalaman tempur luas.

Kiprah AMX-13 paling mencolok saat perang Arab–Israel.

Sedangkan, jasa AMX-13 juga ada dalam operasi di Tanah Air contoh yang paling nyata keterlibatan aksi AMX-13 dalam operasi Seroja di Timor Timur.

AMX-13 mulai berdatangan pada tahun 1962 dalam rangka misi operasi Trikora.

Dari segi rancangan dan bobotnya, AMX-13 termasuk dalam kelas tank ringan yang desain nya mulai dilakukan pada tahun 1946.

AMX-13 sendiri sudah diproduksi dalam jumlah total 7700 unit selama periode tahun 1952–1987.

Beberapa negara pengguna AMX-13 sampai saat ini terus menggunakan tank lawas ini, tentu dengan beragam peningkatan kemampuan persenjataan dan performa.

Di ASEAN, Singapura juga mempunyai armada tank ini, tapi sayang jumlah AMX-13 Singapura jauh lebih banyak ketimbang milik Indonesia, yakni 350 unit.

Kini, Monumen Tiga Matra TNI telah lengkap mulai dari pesawat tempur, kapal perang dan terakhir tank.

Menurut informasi yang didapat, Monumen Tiga Matra merupakan simbol berdirinya markas Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I.

Sedangkan, markas Kogabwilhan-I tidak jauh posisinya dari monumen tersebut.

Dari pantauan Tanjungpinang Pos di lokasi, terlihat masyarakat mulai berdatangan dan berswafoto bersama anak dan keluarganya di sore hari.

Dari masing-masing monumen yang mewakili tiga matra TNI, tentunya memiliki cerita sejarahnya atau masing-masing ikon yang melekat pada matra tersebut.

Sebut saja kapal perang KRI Matjan Tutul-602 merupakan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) identik bagi matra laut yakni TNI Angkatan Laut.

Sejarah singkatnya, pertempuran Laut Aru adalah suatu pertempuran yang terjadi di laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962.

Pertempuran antara kapal perang Indonesia dan Belanda.

Insiden ini terjadi sewaktu dua kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Firefly milik Belanda menyerang RI Macan Tutul (650), RI Macan Kumbang (653) dan RO Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli.

KRI Matjan Tutul, KRI Matjan Kumbang, dan KRI Harimau menghadapi tiga kapal perang Belanda yang jauh lebih besar yakni Eversten, Kortenaer, dan Utrecht.

KRI Matjan Tutul yang ditumpangi Komodor Jos Soedarso dibombardir oleh armada laut Belanda yang didukung pesawat terbang Neptune dan Firefly.

Hal inilah yang menyebabkan tenggelamnya KRI Mactjan Tutul, dan gugurnya Komodor Josaphat (Jos) Soedarso bersama 28 anak buahnya , sementara dua kapal lainnya selamat.

Sedangkan, pesawat tempur F-5 E/F Tiger II, identik dengan TNI Angkatan Udara.

Jet tempur yang pernah menjadi andalan TNI AU tersebut, juga memiliki sejarah panjang dalam menjaga wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pesawat tempur F-5-E/F Tiger II kini telah purna tugas setelah mengudara selama 35 tahun.

Ada sejarah panjang pesawat kebanggaan TNI AU ini, untuk sejumlah operasi dan latihan di Republik Indonesia.

Kini pesawat ini telah resmi menjadi monumen tiga matra TNI di Dompak.
Sejak kedatangan pertama kalinya di Indonesia, pesawat yang dijuluki ‘Sang Macan’ ini dilibatkan kedalam sejumlah operasi dan latihan dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. (ahn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *