ignnews.id, Kecamatan Siantan-Marliani (34) salah satu diantara ibu rumah tangga lainnya kaget ketika berbelanja di pasar tradisional Inpres Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas untuk memperoleh cabe rawit yang meronjak naik cukup pantastis.
Sebelumnya, cabe rawit dijual berkisar Rp 70 ribu perkilonya, saat ini tembus dengan harga Rp 180 ribu perkilo, itupun tidak mudah mendapatkan cabe tersebut dikarenakan ketersedian yang sangat terbatas.
“Saya, hari ini bayar cabe rawit dengan harga tinggi sekali. Inipun sudah dipesan selama sepekan yang lalu,” ungkap Marliani yang selalu disapa Ani ketika ditemui wartawan, Minggu (26/4).
Kata dia, dengan tidak berlayarnya kapal transportasi angkutan laut seperti kapal perintis dan kapal Fery dari pelabuhan Tanjungpinang menuju Anambas sangat berdampak terhadap bahan komuniti kebutuhan dapur bagi rumah tangga.
“Entah, sampai kapan hal ini terus kami alami. Mudah-mudahan pemerintah bisa memahami apa yang kami rasakan saat ini,” keluh dia.
Ketika ditanya, terkait bantuan sembako dimasa pademi covid-19 ia mengatakan, dirinya belum didata oleh perangkat desa atau kelurahan. Padahal dampak ekonomi bukan dirasakan oleh masyarakat tidak mampu alias keluarga miskin saja, namun keluarga yang akan masuk kategori tidak mampu seperti dirinya cukup mengalami dampak dari Covid-19 ini.
“Belum ada pendataan kerumah saya. Jika memang ada pembagian sembako dari Pemda, kami sangat berharap juga dibagikan sembako tersebut,” ucapnya.(Peter)