AKSI-DEMO MAHASISWA ANAMBAS DI TANGJUNGPINANG SUDAH ” DITUNGANGGI “

banner 120x600

Penulis, Syahzinan,SE

Salah seorang tokoh pejuang BP3KR (Badan Perjuangan Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau) Syahzinan,SE angkat bicara terkait aksi sejumlah mahasiswa asal Kabupaten Kepulauan Anambas yang menimba ilmu di Kota Tanjungpinang telah melakukan penyegelan suatu bangunan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas.

Mestinya, adik-adik mahasiswa tersebut memberikan contoh yang baik dan berpikir dengan intelektualnya kepada masyarakat dalam menghadapi masa pademi covid-19 ini. Sejak awal hingga sekarang Kabupaten Kepulauan Anambas masih di tetapkan sebagai zona hijau terkait dampak covid-19.

Menanggapi hal tersebut dan menilai beberapa aksi yang digelar sebelumnya diantara lain aksi treatikal mahasiswa Anambas di Tanjungpinang “Mengemis” sehingga membuat gaduh dan memalukan bahkan menjadi viral di media sosial. Kemudian mereka menggelar aksi lagi dengan menduduki mess Pemda dan mereka gelar aksi lagi dengan aksi menggembok mess Pemda.

Aksi-aksi yang mereka lakukan bentuk protes kepada Pemda Anambas dengan tidak diakomodir untuk kembali ke Anambas dimasa pademi covid-19. Sedangkan masyarakat yang berada di Anambas menolak keras moda transportasi angkutan penumpang untuk tidak berlayar ke Anambas kepada Pemda.

Sebenarnya tindakan aksi aksi seperti ini tidak bisa dibenarkan dan ditolerir dengan berbagai macam alasan apapun, karena mengingat dan ada aturan yang mengaturnya bahwa Kantor Mess Pemda Anambas adalah Fasilitas negara yang perlu di jaga dan di jamin bahkan di lindungi karena termasuk “Obyek Vital” dan apabila terjadi pengerusakan itu ada sanksi dan pidana umum.

Melihat, merespon dan merunut peristiwa kejadian aksi aksi mahasiswa anambas di Tanjungpinang belakangan ini tidak menutup kemungkinan dan ada dugaan kuat aksi aksi mahasiswa ini sudah ada yang “Menunganggi ” dan telah disusupi berbagai kepentingan serta aksi aksi yang dilakukan ini sudah tidak murni lagi dan bias sudah menyimpang dari aspirasi aspirasi sejak awalnya yaitu menyampaikan keluhan, permasalahan dan realita yang terjadi sesungguhnya dan penderitaan yang mereka rasakan selama ini sejak mewabahnya pandemi virus covid-19.

Apakah mahasiswa itu mengetahui atau tidak bahwa aksi yang mereka lakukan dinilai sudah ditunggangi oleh para ‘penumpang gelap’ yang memiliki kepentingan besar jelang Pilkada kedepannya.

Kata Jinan, menjelang Pilkada Anambas, semuanya sarat dengan kepentingan kepentingan dan para petualangan yang dinilai mencari kesempatan untuk mencoreng, merusak dan menghancurkan Kinerja, Kredibilitas dan Reputasi Pemerintah Daerah yang selama ini selalu dianggap semuanya yang dilakukan salah, tidak benar, tidak bermanfaat, salah sasaran, salah menyalahkan, tunding menunding sana sini, belum lagi masalah karut marut, caci maki, Membully serta hujatan hujatan, pokoknya singkat cerita apa yang di lakukan selama ini Di Anggap Gagal dan tidak ada sebuah Keberhasilan apapun sejak 5 tahun terakhir ini. Hal inilah yang saya nilai pergerakan mahasiswa tersebut di tunggangi oleh tangan-tangan yang tidak kelihatan.

Ini adalah suatu pengiringgan opini publik dan telah memvonis sebuah perubahan, perbaikan dan kemajuan serta keberhasilan kerja keras, ketekunan dan keseriusan Pemerintah Daerah untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan pelayanan Publik sejak Usia 11 Tahun keberadaan dan berdirinya Kabupaten Kepulauan Anambas yang sama sama kita miliki dan cintai.

Kembali lagi ke awalnya dengan dinamika aksi aksi mahasiswa anambas ditangjungpinang sebagai Episentrum dan Akumulasi- akumulasi persoalannya, Hati Batin dan Naluri Kemanusian saya mengatakan, bahwa dalam setiap peristiwa kejadian yang di motori aksi aksi Mahasiswa Anambas ada Praduga dan Dugaan saya ada Pihak pihak yang bermain, menari dan berselancar kerisauan, kegaduhan dan melampiaskan kekecewaannya di ruang publik dengan menebarkan Antipati dan sentimen terhadap Pemerintah Daerah.

Sekarang banyak tangan tangan yang tidak kelihatan yang bermain, bermanuver, membuat sebuah petakompli Yang menjadi Kegaduhan dan keprihatinan kita adalah karena pasti setiap aksi aksi mahasiswa itu ada yang memboncengi dan penumpang gelap yang memperkeruh keadaan dan aksi aksi mereka dijadikan misi dan tumbal oleh aktor aktor di lapangan supaya tujuan mereka tercapai untuk menghantam lawan lawannya sebagai Rivalitas menjelang Pertarungan Pilkada Nanti,sekarang saling intip,mencari kelemahan dan kekurangan sebagai lawan sebagai Peluru dan Amunisi baik Dalam masa Kampanye dan penyampaian Debat Visi-Misi sebagai calon Kepala Daerah dan calon wakil Kepala daerah untuk Program program 5 Tahun Depan.

Sekarang masyarakat kita sudah cerdas dan dewasa dalam memilih seorang pemimpin,yang sudah pengalaman dan mumpunin masih banyak kekurangan dan kelemahan,apalagi yang mau kepengen dan coba coba mau jadi Kepala daerah dan wakil kepala daerah,coba dari sekarang belajar mikir dong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *