Info  

Indonesia Genjot Teknologi Tanaman Hias untuk Ekspor

tanaman-hias
Tanaman hias asli Indonesia semakin mendapatkan tempat di hati warga dunia. Foto - pixabay
banner 120x600

Ignnews.id – Tanaman hias menunjukkan kenaikan permintaan. Kementerian Pertanian (Kementan) lewat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mendorong dan memacu teknologinya.

Apa yang dikerjakan Kementan adalah untuk mendongkrak mutu dan volume export sekalian menambahkan devisa negara. Beberapa varietas unggul yang dibuat lewat kajian pun pada ujungnya mampu menaikkan kesejahteraan warga.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya tengah melakukan inovasi. Antara lain dengan ekspose perubahan yang mempunyai potensi tinggi bisa tumbuh di alam Indonesia, baik daratan tinggi atau rendah.

Saat ini, Indonesia memiliki bermacam varietas ciri khas tanaman hias yang sangat diperlukan warga di dunia. Diantaranya dari Jepang, Asia, Saudi Arabia, Arab, Inggris, Eropa atau Amerika.

Tanaman Hias Krisan

Menurut Mentan, peningkatan export dinilai makin kian produktif dan kuat. Dia memberikan contoh bunga krisan yang sudah menyumbangkan devisa besar.

Kementan pun meakukan perubahan bunga krisan yang awal mulanya tumbuh di daerah tinggi, kini bisa dibudidayakan di dataran rendah.

Pernyataan itu dijelaskan Mentan Syahrul pada acara ekspose perubahan tanaman hias di Balai Kajian Tanaman Hias (Balithi), Balitbangtan, Cipanas, Kamis (12/11/20).

Syahrul menyampaikan peningkatan tanaman hias ini searah dengan usaha pemerintah. Memajukan export komoditas menjadi sumber devisa adalah tujuan utama yang ingin diraih.

Beralih ke Tanaman Hias Tropis

Dari banyaknya tipe tanaman hortikultura yang ada di Indonesia, tanaman florikultura berpeluang export yang paling tinggi.

Untuk dipahami, prioritas pasar internasional mulai mengarah ke tanaman hias tropis.

Tren ini memberikan peluang buat beberapa pebisnis di Indonesia. Kekuatan tanaman hias tropis di Indonesia sangatlah tinggi. Dikarenakan Indonesia punyai kekayaan genetik florikultura yang paling besar di dunia.

Tetapi diingatkan Mentan peningkatan industri florikultura butuh bantuan tindakan berkesinambungan. Teknologi maju jadi kunci pokok dalam peningkatan subsektor florikultura, terang Syahrul.

Penelitian dan Teknologi Modern

Selanjutnya, Syahrul menyampaikan pihaknya bakal melakukan suatu inovasi yang lebih besar. Inovasi barusan bakal mendatangkan banyak rutinitas komoditi pertanian yang kian terarah. Diharapkan akan semakin maju dengan bermacam hasil analisis, setelah itu didukung teknologi modern.

Usaha ini tentu bagian untuk menyejahterakan masyartakat Indonesia. Karenanya, Mentan melihat pentingnya Litbang. Litbang yang maju akan membuat hasil pertanian juga maju.

Dia memberikan contoh, kenapa Jepang dapat lebih bagus, mengapa analisisnya lebih baik. Mereka mempunyai kualitas penelitian yang difasilitasi negara.

Lebih jauh Syahruk mengatakan, meski masih pandemi Covid-19, perkembangan export komoditas pertanian dan pertanian jadi penyumbang paling tinggi buat ekonomi Indonesia.

Oleh sebab itu, pertanian dianggap paling siap mendukung perkembangan ekonomi makro.

286 Varietas Tanaman Hias

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan Ekspose Perubahan Tanaman Hias ini bisa menjadi tempat bertemunya stakehokder tanaman hias di tanah air.

Mereka dapat berakselerasi untuk kesejahteraan dengan teknologi yang kekinian, berdaya saing, dan berdikari.

Dari data, dalam lima tahun terakhir analisis florikultura udah menghasilkan perubahan unggul yang diterapkan pada pembangunan agribisnis florikultura.

Mungkin tak banyak yang tahu, sampai ini hari telah dihasilkan kira-kira 268 varietas unggul baru..

Varietas unggul tanaman hias itu mencakup:

  • Krisan
  • Anggrek
  • Lili
  • Anthurium
  • Mawar
  • Gladiol
  • Gerbera
  • Tapeinochilus
  • Zingiber
  • Alpinia
  • Anyelir
  • Sedap malam
  • Impatiens

Pada Tahun 2010, Balithi dianugerahi Rekor MURI sebagai instansi penghasil varietas paling banyak dalam masa 1 tahun sekitar 25 varietas.

Fadjry menerangkan perubahan technologi yang lain merupakan technologi perbanyakan benih tanaman hias secara in vitro. Lalu massalisasi benih anggrek lewat technologi embriogenesis somatik berbasiskan bioreaktor. Pun technologi night break, pemupukan, dan pengontrolan hama/penyakit secara terpadu.

Produk teratas Gliokompos dan Bio Nutri saat ini sudah dilisensikan dan dipatenkan. Varietas Puspita Nusantara sudah dipasarkan ke luar negeri seperti Jepang, Jeddah, dan Kuwait.

“Produk teratas Balithi ini dapat memberi keuntungan ekonomi yang cukup besar. Varietas unggul krisan Balithi, umpamanya, dapat menepati kira-kira 35 persen dari keseluruhan varietas yang tersebar di pasar dalam negeri. Selain tersebut, Balithi lewat UPBS sudah mengedarkan benih sumber krisan sekitar 7 juta-an benih ialah 30 persen dari jumlah benih yang tersebar,” ungkapnya.

Sumbang Devisa Rp311,6 Miliar

Harus disadari, perubahan technologi simpatisan peningkatan krisan Balithi memberi pengaruh peningkatan produksi 18 sampai 20% dari produksi krisan nasional.

Kalau dirupiahkan, Balithi udah memberi peran pada industri florikultura Indonesia senilai Rp 311,6 miliar, dengan nilai RoI (Return of Investment) 2,30.

Dukungan juga diberikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Endang Setyawati Thohari yang bangga dengan hasil kerja Balitbang Kementan. Ia pun akan membantu mengajukan penambahan anggaran untuk hal itu.

“DPR bakal memberi bantuan pentingnya tambahan budget sebab saat ini budget di Badan Litbang pertanian sangatlah rendah cuma 5 ppersen dari seluruhnya budget kementerian pertanian,” ucapnya.

Dengan demikian harapannya tanaman hias Indonesia akan semakin dikenal oleh dunia internasional. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *