Bermigrasi Siaran Analog Menuju Digitalisasi

Menteri Kominfo Indonesia, Johnny Gerard Plate (foto net)
banner 120x600

ignnews.id,Jakarta-Migrasi siaran analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) tahap pertama akan dimulai paling lambat 17 Agustus 2021 mendatang. Sementara seluruh program ini ditargetkan selesai pada 2 November 2022.

Untuk tahap pertama ini, layanan analog tidak akan bisa dinikmati lagi di 15 daerah. Wilayah-wilayah yang akan full siaran digital berada di Sumatera, Jawa dan juga Kalimantan.

Berikut daerah yang akan mengalami full digital:

Aceh (Kab. Aceh Besar Kota Banda Aceh),

Kepulauan Riau (Kab. Bintan, Kab. Karimun, Kota Batam, Kota Tj. Pinang),

Banten (Kab. Serang , Kota Cilegon, Kota Serang)

Kalimantan Timur (Kab. Kutai Karta negara, Kota Samarinda, Kota Bontang),

Kalimantan Utara (Kab. Bulungan, Kota Tarakan, Kab. Nunukan).

Sementara itu, untuk menikmati siaran digital bisa menggunakan televisi yang telah dimiliki sebelumnya. Artinya tak perlu untuk mengganti perangkat yang belum mendukung digital.

Dalam keterangannya, Kementerian Kominfo mengatakan cukup menambahkan perangkat Set Top Box (STB) saja.

“Sekalipun siarannya digital, televisi yang lama tetap bisa digunakan kok. Cukup tambahkan Set Top Box (STB). Harga STB terjangkau serta mudah merangkaikannya dengan televisi,” jelas Kominfo dikutip dari media CNBC Indonesia, Sabtu (5/6/2021).

Manfaat ASO

Sebelumnya, Direktur Penyiaran Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia mengatakan STB bisa dibeli dengan harga sekitar Rp150 ribu. STB sendiri adalah perangkat untuk menerima siaran digital yang bisa dihubungkan ke Televisi.

Geryantikan menjelaskan ASO nantinya akan sama seperti siaran analog. Sebab dari segi antena dan TV pun akan menyiarkan siaran yang sama.

Geryantika juga menjelaskan salah satu keunggulan untuk migrasi ke siara digital adalah soal kualitas gambar. Menurutnya masyarakat bisa menikmati kualitas gambar yang lebih bersih.

“Nanti digital gambarnya bersih, canggih, bisa lebih interaktif,” kata dia.

Selain itu, dia mengatakan ASO juga berhubungan pengeluaran 5G. Sebab nantinya aktivitas menonton TV tidak perlu lagi menggunakan perangkat khusus namun bisa dengan device lain sambil berjalan.

Dengan begitu, ada kemungkinan jika perangkat TV nantinya mungkin akan hilang saat ASO dijalankan. Selain itu juga konsep menonton TV di rumah juga akan menghilang.

“Dengan 5G banyak kapasitas yang dilakukan termasuk free to air tidak perlu lagi pake paket data. Kita bisa nonton langsung dari sini. Hpnya bisa mungkin. TV-TV di rumah akan hilang mungkin,” kata Geryantika.

Selain itu, ketersediaan frekuensi 5G juga akan bertambah dengan program ASO. Setelah lelang 2,3 Ghz nantinya tersedia untuk slot 700 MHz yang sebelumnya digunakan untuk TV analog.(Red/CNBC Indonesia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *