Cabai Tembus 200 Ribu Akibat Stock Terbatas

Tim DKUMPP saat gelar Sidak di Pasar Tarempa, Anambas (foto Ignnews.id)
banner 120x600

Ignnews.id,Anambas-Sejumlah pedagang didapati melakukan kenaikan harga dibatas kewajaran, dengan alasan ketersedian bahan komuniti menipis akibat kapal kargo tidak bisa berlayar dikarenakan keadaan gelombang tinggi dimusim utara saat ini, Senin (7/12/2020), Tarempa, Anambas.

Hal itu membuat Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) yakni Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUMPP) menggelar aksi infeksi mendadak (Sidak) dibeberapa pasar di Tarempa Kecamatan Siantan KKA.

Menurut Kepala Bidang Perdagangan, Dahlia Harisa mengatakan, pihaknya saat ini hanya memberi himbauan dan belum dikenakan sangsi bagi pedagang yang nakal dengan menaikan harga bahan komuniditi tidak sesuai aturan pihaknya.

“Hasil sidak kami, harga cabai tembus Rp 100 ribu-Rp180.000 setiap kilonya. Mestinya tidak terjadi hal ini dan sudah diluar standar harga cabai yang dijual tersebut,” ungkap Dahlia Harisa kepada Ignnews.id, Senin (7/12/2020) pagi.

Ica sapa akrabnya mengatakan, pedagang harus memikirkan saat menetapkan harga jual barang kepada warga yang kurang mampu disaat mereka membutuhkan barang. Ia berharap jangan ada pedagang yang memanfaatkan kesempatan dalam masa sulit seperti saat ini.

“Saya bersama tim akan melakukan sidak kembali agar harga komuditi tetap stabil. Saya mengerti stock cabai minim, tapi jangan memanfaatkan kelangkaan saat ini. Kami akan tindak tegas bagi pedagang yang masih nakal,” sebut dia.

Saat itu dirinya sempat menyarankan kepada pedagang agar tidak menjual cabai dengan jumlah banyak setiap pembeli. Dengan motede terbatas akan bisa mengakomodir warga yang ekonomi yang lemah saat membutuh cabai tersebut.

“Ya, diatur saja jumlah pembelinya perorangnya diberikan satu ons saja. Tidak boleh membeli lebih. Kenapa demikian karena stock cabai sangat terbatas dan langka,” ujar dia.

Sementara itu, salah seorang pembeli dan membutuhkan cabai mengeluhkan bahwa harga cabai cukup tinggi dan bisa dikatakan diluar kewajaran. Ia berharap kepada Pemda KKA agar dapat menindak tegas kepada pedagang yang nakal dan bahkan melarang para pedagang memanfaatkan kesempatan disaat masyarakat dalam keadaan sulit ekonomi dimasa pandemi dan ditambah lagi musim utara melanda.

“Kami minta pihak Pemda KKA harus tegas. Jangan terkesan melempem atau tidak memiliki kewenangan dengan para pedagang,” kesal Wati saat ditemui.

Kata Wati, ia kesal tentu memiliki alasan yang jelas, sebab ia hanya memperoleh cabai 3 ons saja dan itupun dibandrol dengan harga Rp 20 ribu/onsnya.

“Mudah-mudahan akan segera membaim keadaan cuaca saat ini, lau sudah tentu kapal feri membawa cabai dari Tanjungpinang bisa berlayar ke Anambas,” pungkasnya. (Julina)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *