Dokter Cantik Himbau Waspada Anak-Anak Terinfeksi Bakteri Fambusia

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Dr. Elfiani Sandri, MPH (ft-ignnews.id)
banner 120x600

IGNNews.id,Tanjungpinang-Dr. Elfiani Sandri, MPH, selaku Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang himbau kewaspadaan masyarakat terhadap Infeksi bakteri kronis yang memengaruhi kulit, tulang, dan tulang rawan dan dapat menyebabkan kecacatan, bakteri tersebut dikenal dengan nama bakteri Frambusia.

Bakteri tersebut sangat berbahaya bagi anak dengan usia di bawah 15 tahun dan dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Bakteri Frambusia ini menyasar anak-anak dengan usia 15 Tahun kebawah, sementara untuk orang dewasa kemungkinan terjangkit sangat kecil,” ungkap Dr.Elfiani Sandri, MPH ketika di wawancarai ignnews.id, Rabu (21/9/2022)

Kata dia, pihaknya terus mengantisipasi penularan bakteri tersebut karena dari Kementrian Kesehatan telah mengatakan pada tahun 2024 indonesia Bebas dari Frambusia, sementara itu untuk kota Tanjungpinang pada tahun 2023 dinyatakan bebas Frambusia.

“Dari Kemenkes telah menyatakan pada tahun 2024 Indonesia bebas Frambusia, sedangkan untuk Kota Tanjungpinang pada tahun 2023 dinyatakan bebas dari Frambusia itupun harus berdasarkan penilaian dari Kemenkes yang akan melakukan pengecekan ke setiap wilayah,” ujarnya.

Dokter cantik itu selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang juga mengatakan, sarat kabupaten/kota untuk mendapat bebas Frambusia adalah daerah tersebut tidak pernah ada kasus Frambusia dan dalam enam bulan berturut-turut tidak terjadi kasus penularan baru dan untuk Kota Tanjungpinang dari tahun 2012 sampai 2021 belum ada yang terkonfirmasi terjangkit Fambusia dn pihaknya akan tetap melakukan deteksi dini dan pencehahan agar tidak terjadi penularan di masyarakat.

“Sarat kabupaten/kota untuk mendapat bebas Frambusia adalah daerah tersebut tidak pernah ada kasus Frambusia dan dalam enam bulan berturut-turut tidak terjadi kasus penularan baru, untuk Kota Tanjungpinang dari tahun 2012 sampai 2021 belum ada yang terkonfirmasi terjangkit Fambusia,” jelasnya.

Ia menghimbau, masyarakat yang mengalami gejala seperti benjolan seperti kelengkeng akan muncul pada kulit, umumnya di kaki atau bokong. Benjolan ini, terkadang disebut frambesioma (atau disebut juga induk frambusia), secara bertahap akan tumbuh besar dan membentuk kerak kuning tipis. Area tersebut bisa terasa gatal dan bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di dekatnya. Benjolan itu biasanya sembuh sendiri dalam enam bulan dan sering meninggalkan luka. Dalam hal ini dihimbau untuk dapat melakukan pemeriksaan ke Puskesmas dan rumah sakit yang kemudia dari pihak dinas kesehatan akan turun dan memeriksa lebih lanjut di laboratorium.

“Bagi masyarakat yang sekiranya mengalami gejala awal infeksi bakteri fambusia dapat melakukan pemeriksaan ke puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan melalui laboratorium,” tukasnya. (Fr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *