Nelayan Lokal Jemaja Timur Kepung Kapal Pukat Mayang, Ada Apa?

Terlihat sejumlah kapal nelayan lokal kepung kapal pukat mayang yang dinilai menganggu aktivitas nelayan lokal (foto ignnews.id)
banner 120x600

ignnews.id-Anambas- Puluhan kapal motor milik nelayan lokal Jemaja Timur Kabupaten Kepulauan Anambas kepung kapal pukat mayang dari Tanjung Balai Karimun yang berlabuh di lokasi pemancingan nelayan pancing ulur di sekitar pulau Dayang, nelayan merasa terganggu dengan aktivitas para kapal pukat tersebut.

Sejumlah nelayan lokal dari Desa Genting Pulur dan Desa Ulu Maras datangi Camat Jemaja Timur serta pihak Koordinator Wilayah Perikanan Jemaja Timur untuk dapat menertibkan kapal pukat yang berlabuh di area pemancingan mereka.

“Kami minta kapal pukat itu pindah dan kami merasa terganggu dengan adanya kapal tersebut labuh jangkar dilokasi pemancingan nelayan lokal,” ungkap Candra salah satu nelayan Jemaja Timur ketika ditemui ignnews.id dilokasi, Senin (15/11/2021).

Diketahui, lokasi yang sebagai labuh jangkar bagi kapal pukat mayang tersebut adalah lokasi nelayan lokal mencari ikan dengan pancing ulur dan menangkap cumi.

“Tidak jauh bisa dikatakan hanya 100 meter saja dari pantai. Makanya kami geram melihat kapal pukat mayang itu berlabuh disana,” ucapnya.

Sementara itu, Camat Jemaja Timur, Indra Gunawan,S.hut mengatakan, dirinya langsung terjun langsung ke lokasi bersama nelayan setelah mendapatkan laporan. Ia tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Saya bersama pihak koordinator wilayah Perikanan Jemaja Timur setempat serta nelayan lokal melihat langsung dan menemui para awak kapal pukat tersebut,” kata dia.

Dirinya juga telah meminta kepada salah satu Kapten kapal dari tujuh kapal pukat yang berlabuh agar dapat menjauh untuk lakukan labuh jangkarnya. Selain itu lampu kapal yang terang itu ketika malam hari jangan dinyalakan sekitar nelayan lokal melakukan aktivitas.

“Kami sudah sarankan kepada kapal pukat tersebut untuk menjauh dan pilihlah lokasi yang jauh dari pemancingan para nelayan lokal mencari ikan dan cumi,” sebutnya.

Dikatakannya, pada prinsipnya dirinya tidak melarang para nelayan pukat mayang untuk berlabuh namun jangan menyalakan lampu ketika malam hari sebab para nelayan lokal terganggu dan ikan serta cumi akan sulit didapatkan.

“Pasti kalah penerangan dengan kapal pukat mayang. Menghindari dari kejadian yang tidak diinginkan maka saya turun ke lokasi untuk mencari solusi dan menyampaikan sejumlah saran,” tukasnya. (Fendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *