Pemburu Buah Kepayang Mulai Cemas, Ada Apa?

Buah Kepayang memiliki khasiat yang luar biasa. Tanaman hutan ini tumbuh di pulau Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas
banner 120x600

Ignnews.id,Anambas-Pemburu buah kepayang atau disebut dengan buah kembang semangkok tumbuh di hutan pulau Jemaja, setiap lima tahun sekali akan menjadi incaran bagi masyarakat sekitar dalam memperoleh rezeki, diharapkan hutan pulau Jemaja harus dilindungi dan dijaga.

Muryadi (37) pemburu buah kepayang mengungkapkan, buah ini akan berbuah lima tahun sekali dan nilai tukar rupiahnya cukup tergolong tinggi, untuk 1 Kg dinilai mencapai Rp 40 ribu.

“Oleh karena itu, kami berharap hutan di pulau Jemaja ini jangan ditebang. Sebab masih ada tanaman hutan yang bisa menghidupi masyarakat,” ungkap Muryadi kepada Ignnews.id ketika ditemui, Sabtu (26/9/2020).

Ia menceritakan, ketika musim buah kepayang, dipastikan masyarakat pulau Jemaja akan beralih profesi menjadi pemburu buah kepayang tersebut. Kenapa tidak, untuk memperoleh penghasilan satu hari Rp 500 ribu sangat mudah hanya dengan cara memungut buah kepayang yang jatuh dari pohon.

“Pohon kepayang ini tidak memiliki tuan. Hidupnya di hutan rimba dan berbuahnya lima tahun sekali itupun belum bisa dipastikan. Saya harapkan Pemda Kabupaten Kepulauan Anambas harus menjaga pohon ini dari kepunahan oleh tangan jahil yang tidak bertanggung jawab,” ucap dia.

Menurut dia, tidak semua wilayah memiliki pohon kepayang ini dan tanaman ini hanya hidup di dalam hutan. Diketahui hutan pulau Jemaja masih hijau dan tentu banyak pihak meliriknya.

“Pengalaman saya berjelajah dihutan pulau Jemaja ini ada empat titik ditumbuhi pohon kepayang ini yakni di hutan Desa Kuala Maras, Ulu Maras, Genting Pulur dan Bukit Padi. Wilayah hutan ini yang dilirik oleh perusahan kayu yang sempat viral belum lama ini,” jelas dia.

Ia menambahkan, buah kepayang ini biasa dijadikan bahan makanan keluarga, bahan obat-obatan seperti demam tinggi dan masih banyak lagi manfaat dan khasiat dari buah kepayang ini.

“Saya harapkan semua pihak harus dapat merawat hutan Jemaja dan itu satu-satunya warisan nenek moyang kita yang diwariskan dengan kita saat ini. Kita hanya menjaga saja,” harapnya. (Fendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *