Pengrajin Tenun Khas Anambas Luput Perhatian Pemerintah

Saat melihat alat tenun yang ada di Rumah Mak Teh (foto ignnews.id)
banner 120x600

Ignnews.id,Anambas-Dalam menunjang dunia ekonomi kreatif tentu dibutuhkan perhatian dan pembinaan yang serius oleh Pemerintah Daerah, Provinsi maupun Pemerintah Pusat, tempat tenun asli Kabupaten Kepulauan Anambas yang disebut dengan rumah Mak Teh luput dari perhatian pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas khususnya Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro, Perdagangan Dan Perindustrian Kabupaten Kepulauan Anambas.

Isye Kurnia Ningsih sebagai pengelola rumah tenun Mak Teh mengalami kualahan terkait perawatan alat tenun yang tersedia. Ketika Yeni Patra istri Bupati Kepulauan Anambas pertama alat tenun masih terawat dengan baik dan memiliki sepuluh unit alat tenun, namun kini hanya tersisa dua unit saja akibat kurangnya biaya perawatan.

“Sejak tahun 2017 saat itu bu Yeni Patra melalui program Dekranasdanya menggali potensi-potensi yang ada. Alat tenun pun saat itu terawat dengan baik. Kini kami tidak diperhatikan lagi oleh dinas terkait,” ungkap Isye Kurnia Ningsih selaku pengelola rumah Mak Teh kepada ignnews.id, kemarin.

Saat ini dirinya hanya bertugas sebagai pengelola dan sekaligus Ketua Pusat belajar masyarakat tenun asli khas anambas.

Kata dia, jenis tenun yang memiliki bermacam motif diantaranya, motif melayu, rebung, sikil bunga, tampok manggis. Motif yang terkenal bergambar kapal dengan kombinasi gambar cengkeh.

“Hal itu diangkat akibat kondisi anambas yang terdiri dari kepulauan yang masyarakatnya memanfaatkan alat transportasi menggunakan kapal. Sedangkan cengkeh menggambarkan muatan lokal hasil pertanian yang pernah jaya yakni cengkeh,” jelas dia.

Dengan minimnya pembinaan terhadap rumah Mak Teh tersebut, beliau terpaksa berupaya bertahan dan tidak segan untuk merogoh koceknya ketika alat tenunnya butuh perawatan.

“Untuk merawat atau memperbaiki alat tenun tersebut, dirinya harus mendatangkan tenaga ahli dari luar daerah. Sepuluh unit alat tenun kini tersisa dua saja yang masih bisa digunakan.

“Jika rumah tenun Mak Teh dibiarkan begitu saja, maka saya sangat kuatir kedepannya hanya tinggal kenangan saja. Tentu kami butuh perhatian serius dalam hal ini, khususnya dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas,” tukas dia. (Thalia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *