Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat Level I Di Integrated Terminal Tanjunguban
TANJUNGUBAN – Sebuah serangan drone liar menyebabkan sebuah tangki milik Pertamina Integrated Terminal Tanjunguban terbakar pada Kamis (25/10/2023) pagi. Serangan tersebut membuat kebakaran hebat serta menyebabkan 2 korban luka dan 1 korban tewas dari pihak Pertamina.
Serangan drone ke Tangki nomor 22 tersebut terjadi sekitar pukul 08.55 WIB, benturan drone ke area tertutup tersebut membuat ledakan di tangki yang berisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, dengan kapasitas tangki 50 ribu kiloliter (KL).
Menghadapi peristiwa tersebut, Pertamina Tanjunguban mengerahkan dua unit kendaraan pemadam kebakaran (Damkar), puluhan personil hingga pompa penyiram air dengan kapasitas tinggi. Kemudian juga proses pemadaman dibantu oleh UPTD Damkar Bintan Utara dengan mengerahkan dua unit mobil pemadam dan satu unit mobil suplai.
Proses evakuasi terhadap tiga orang korban kebakaran tangki tersebut berhasil dilakukan. Satu orang yang merupakan pekerja dari pihak vendor dinyatakan tewas dan dua lainnya mengalami luka-luka serius. Usai melakukan evakuasi, dalam waktu satu jam api berasal dipadamkan.
Tidak hanya melakukan penanganan kebakaran, Pertamina Tanjunguban bersama Polsek Bintan Utara serta Koramil Bintan Utara juga berhasil menangkap tiga orang tersangka penyebab kebakaran. Satu orang merupakan pihak pengendali drone dari luar area Pertamina dan dua orang lainnya merupakan penyusup dari kalangan pekerja di dalam area Pertamina Tanjunguban.
Dari pemeriksaan awal, tiga orang yang melakukan upaya pembakaran tangki nomor 22 tersebut, dikarenakan adanya unsur sakit hati dan dendam terhadap pengawas pekerjaan yang menegur pelaku karena melakukan pelanggaran kerja.
Peristiwa di atas merupakan proses simulasi penanggulangan keadaan darurat level I Integrated Terminal Tanjunguban. Simulasi tersebut juga merupakan kerjasama antara Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan penanganan bencana kebakaran.
Yohannes Mulatua Sianturi, Integrated Terminal Manager Tanjunguban mengatakan, simulasi penanggulangan seperti hal tersebut dilakukan oleh pihaknya secara rutin setiap bulannya. Dalam setiap simulasi dapat dilakukan sesuai program di tempat berbeda dan kondisi yang berbeda.
“Kami melakukan simulasi misalnya di tempat tangki timbun, dermaga dan lokasi lainnya. Kemudian untuk penanganan juga beragam, misalnya penanganan kebakaran, tumpahan minyak dan juga bencana lainnya,” ungkapnya.
Untuk simulasi ini, sambungnya, merupakan simulasi skala besar atau disebut dengan exercise atau latihan. Latihan ini dengan meningkatkan eskalasi bencana dari level 0 menjadi level 1 atau level regional. Sehingga diperlukan bantuan kerjasama dengan pihak luar.
“Jadi dalam level 1 ini atau regional, kami memerlukan bantuan dari pihak luar, dalam hal ini Damkar dari Pemkab Bintan. Kalau level 2 atau nasional, akan memerlukan bantuan di tingkatan lebih tinggi lagi,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan adanya Perjanjian Kerja Sama (PKS) tersebut, akan membuat semua pihak akan semakin terlatih dalam menghadapi peristiwa bencana.
“Dalam simulasi terlihat kerjasama dengan Damkar pemkab Bintan ini membuat proses pemadaman sangat terbantu. Dimana kita lihat peralatan dan personil Damkar sangat terlatih dan terbukti reliable atau dapat diandalkan dalam penanganan,” ungkapnya.
Untuk simulasi penanganan kebakaran ini, lanjutnya, dilakukan dua skenario. Skenario pertama merupakan proses pemadaman api dan evakuasi korban dan skenario kedua merupakan penanganan terhadap pelaku pelanggaran hukum.
“Untuk skenario kedua kami libatkan Polsek Bintan Utara dan juga Koramil Bintan Utara untuk menangkap pelaku yang melakukan sabotase di tangki nomor 22 dengan menabrakan drone liar dan menyebabkan kebakaran,” terangnya.
Dijelaskannya lagi, untuk peningkatan keamanan, dalam setiap shift, pihaknya menurunkan sebanyak 8 security untuk melakukan pengawasan langsung dengan berkeliling area pertamina. Kemudian juga ada perjanjian atau MoU dengan Polda Kepri untuk pengamanan serta BKO dari Mabes TNI.
Sementara itu, Ramlah, Kepala Pelaksana BPBD Bintan yang hadir mengatakan, kegiatan simulasi yang dituangkan dalam MoU ini merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan bencana di Bintan. Menurutnya dengan simulasi akan membuat personil terlatih dan berpengalaman menghadapi bencana.
“Setiap bencana tentunya memiliki karakteristik tersendiri. Misalnya saja untuk kebakaran rumah, lahan atau seperti Pertamina ini juga memiliki penanganan dan SOP yang berbeda. Sehingga dengan simulasi kebakaran tangki ini akan membuat personilnya akan lebih siap menghadapi bencana seperti ini,” katanya.
Ia menyampaikan jika Pemkab Bintan juga memiliki kewajiban membantu semua pihak dalam hal penanganan bencana, termasuk dengan berbagai perusahaan dan lembaga lainnya. Sehingga dengan adanya MoU ini akan semakin lebih baik lagi kedepannya.
“Yang terpenting dalam MoU ini kita sama-sama punya komitmen yang kuat. Sehingga ini tidak sekedar simulasi saja, namun sudah menjadi tanggungjawab bersama dalam menghadapi setiap bencana yang terjadi,” terangnya.
Dalam simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat Level I Integrated Terminal Tanjunguban juga dihadiri oleh Sekretaris BPD Bintan Agus Riadi serta Kepala UPTD Damkar di Bintan. Selain itu hadir juga Kapolsek Bintan Utara Kompol Suwitnyo, Perwakilan RSKJKO EHD Tanjunguban, Danramil Bintan Utara Kapten Dede Tri Harinato, HSSE PT PIS Robert Andrew, Sr Officer Physical GEO Security Henry Rasmeli, Area Manager Port Tanjunguban PT PTK Noventinus Ginting, Superintendent Integrated Terminal Tanjunguban PT Pertamina Patra Niaga Mohd Solekhan, Superintendent RSD Fuel & LPG Bedriyati, Superintendent HSSE & Support Joko Waskito, Superintendent Maintenance & Project Control Ade Irwansyah Tumanggor, Superintentend Quality, Quantity & Blending Saiyid Abdurahrahman dan sejumlah pegawai Pertamina Tanjunguban dan juga vendor. (Aan)