BINTAN – Masyarakat Desa Dendun Kecamatan Mantang, masih menunggu sekretaris desa (Sekdes) nya mengundurkan diri. Hal tersebut dimana sesuai dengan janji politik Kepala Desa Dendun Eva Riana dan juga janji sang sekdes yang dijabat oleh Hery Prasetyawan.
Bukan tanpa sebab masyarakat menunggu sekdes mereka mengundurkan diri, hal ini didasari oleh hubungan suami istri antara kades dan sekdes. Selain dinilai kurang etis jabatan tersebut diemban oleh sepasang suami istri, hal lain adalah janji politik sang kades saat kampanye dan juga janji sekdes setelah istrinya dinyatakan terpilih dan dilantik menjadi kades.
Salah seorang masyarakat Dendun mengatakan, jabatan kades dan sekdes yang dijabat pasutri menjadi polemik di wilayahnya. Meski secara aturan tidak ada larangan, namun hal tersebut berpotensi terjadi konflik kepentingan dan penyalahgunaan wewenang.
“Sejak kampanye 2021 lalu dalam Pilkades Dendun, calon kepala desa Eva Riana sudah mengatakan suaminya akan mengundurkan diri jika ia terpilih. Dilantik akhir Desember 2021 sampai dengan sekarang, suaminya tidak mundur-mundur,” terangnya.
Pada tahun 2022 lalu, juga sempat mencuat polemik ini, bahkan di salah satu media, sekdes menyatakan akan mengundurkan diri pada November 2022 jika jabatan kosong di desanya sudah terpenuhi.
“Sejak tahun lalu kan sudah terpenuhi jabatan di desa. Tapi enggan mundur juga sampai saat ini. Kami sadari semua warga di Dendun ini semua bersaudara, tapi soal kehidupan berbangsa dan bernegara ya harus ada etikanya,” ungkapnya.
Ia berharap, polemik ini akan cepat terselesaikan dan desa dapat berjalan sesuai dengan keinginan masyarakat. Soal Sumber Daya Manusia (SDM), di Dendun katanya, masih banyak orang yang mampu mengemban jabatan sekdes.
“Pastinya kalau sekdes dari orang lain, akan ada chek and balances kerja dan keputusannya. Kalau antar suami istri lebih berpotensi ada permufakatan meski katanya disebut profesional,” ucapnya.
Sementara itu, terpisah, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dendun Suryadi yang ditemui Senin (19/6/2023) untuk dimintai tanggapan terkait polemik jabatan kades dan sekdes di desanya membenarkan jika hal tersebut menjadi polemik. Ia mengaku sebagian warga memintanya untuk mengambil sikap terkait masalah tersebut.
“Sesuai janjinya (kades) seperti itu, tapi ya sampai saat ini memang belum terealisasi janjinya,” jawabnya kepada awak media.
Ia menjelaskan, selaku BPD pihaknya secara lisa pernah berkonsultasi dengan Sekretaris Kecamatan Mantang, namun hingga saat ini belum ada kepastian seperti apa.
“Kami sudah konsultasi juga dengan sekcam soal ini. Namun kalau untuk menyampaikan surat secara tertulis memang belum ada. Kami juga masih menunggu sekdes mengundurkan diri sesuai dengan janjinya. Bahkan di media masa pada tahun lalu ia cakap akan mengundurkan diri pada November 2022,” terangnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga masih menunggu pihak dinas terkait dan Pemkab Bintan seperti apa menangani polemik ini yang sampai saat ini belum ada arahan.(Aan)