Ketahanan Pangan Ala Bupati Anambas Masa Pandemi Covid-19

Tampak Bupati Kepulauan Anambas,Abdul Haris saat di wawancarai oleh wartawan (foto Ignnews.id)
banner 120x600

Ignnews.id,Anambas-Bupati Kepulauan Anambas memberi contoh kepada seluruh masyarakat KKA dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan dalam masa pandemi covid-19.

“Ketahanan pangan dalam konteks yang lebih luas, menjadi salah satu faktor utama, misalnya untuk mengatasi persoalan apabila terjadi krisis pangan daerah,” kata Abdul Haris selaku Bupati Kepulauan Anambas kepada ignnews.id, Selasa (5/1/2021).

Ia menuturkan ketidakjelasan waktu kapan pandemi akan berakhir berpotensi mengganggu ketersediaan, stabilitas, dan akses pangan.

Menurut dia, hal yang paling penting yakni mengantisipasi terjadinya krisis pangan. Oleh karena itu dirinya mengajak masyarakat untuk bercocok tanam dan terus menggalakan hal tersebut.

Katanya, menjaga ketahanan pangan di masa pandemi COVID-19 saat ini menjadi salah satu program prioritas pemerintah Indonesia.

Ia mengatakan, lahan pertanian yang tersedia di pulau Jemaja cukup luas mencapai puluhan hektare, akan tetapi lahan tersebut masih berstatus lahan transmigrasi. Tentu Pemda mengalami kesulitan untuk mengelola lahan tersebut.

“Lahan masyarakat yang dapat dimanfaatkan sekitar 60 hektare saja saat ini. Petani juga telah berproduksi tanaman padinya sekitar 30-50 hektare.

Diakuinya, telah membantu peralatan, perlengkapan bagi petani anambas, hal itu bagian dari dorongan Pemda untuk memacu petani lebih bersemangat dan tidak menyerah dalam menghadapi masa pandemi covid-19 ini.

Ia juga menjelaskan, ketika ditanya terkait bantuan untuk para peternak di Anambas. Ia mengatakan, Pemda sebelumnya pernah memberi bantuan bibit sapi kepada masyarakat, namun beberapa tahun silam dan sempat dihentikan.

Ia berjanji akan memberikan bantuan ternak nantinya, namun akan merubah metode penyalurannya.

“Kita rubah metode seperti jumlah ternaknya, tidak akan maksimal hanya diberikan 1 sampai 2 ekor saja. Saya inginkan untuk satu Kepala Keluarga yang berstatus peternak diberikan 4-5 ekor sapi,” ucapnya.

Haris juga mengungkapkan, bahwa bekerja sebagai petani itu tidaklah mudah atau gampang yang dibayangkan oleh masyarakat lainnya. Dirinya hari ini mencoba langsung untuk bercocok tanam dan merasakan apa yang dirasakan para petani.

Hasil panen yang dihasilkan oleh para petani, lalu memberi nilai jual kepada pembeli saat ini masih tergolong kategori yang sangat wajar.

“Ketika saja mencoba terjun merasakan menjadi petani, tidak mudah dan cukup menyulitkan dalam mendapatkan hasil tanaman yang berkualitas. Butuh kesabaran yang tinggi untuk mencapai hasil yang maksimal,” tukas dia. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *