TANJUNGUBAN – Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas II Tanjunguban berhasil melakukan evakuasi terhadap dua kapal nelayan Indonesia yang rusak dan hanyut di Perairan Malaysia. Dari dua kapal nelayan tersebut terdapat 7 orang yang juga diselamatkan dan dibawa ke Pelabuhan PPLP Tanjunguban pada Selasa (19/9/2023) siang.
Dua kapal nelayan tersebut dievakuasi oleh KN Rantos-P.210 miliki PPLP Tanjunguban yang menuju lokasi atas laporan dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), yang mendapati kapal nelayan tersebut terombang ambing di laut Malaysia karena mengalami kerusakan mesin.
Sugeng Riyono, Kepala PPLP Kelas II Tanjunguban melalui Alfaizul, Kepala Bagian Operasi PPLP Kelas II Tanjunguban mengatakan jika pihaknya awalnya mendapatkan laporan terkait adanya satu kapal nelayan yang mengalami kerusakan mesin dari Marine Malaysia (APMM) pada Senin (18/9/2023) sore.
“Informasi dan evakuasi ini dapat dilakukan karena adanya kerjasama Malindo (Malaysia dan Indonesia) yang sudah terjalin saat ini. Pihak APMM memberitahukan kepada KN Rantos-P.210 yang melakukan patroli dan diteruskan ke saya selaku Kepala Bagian Operasi,” sebutnya.
Informasi tersebut selanjutnya diteruskan kepada pimpinan dan memerintahkan langsung melakukan penjemputan dititik temu GPS 01° 32.690 N / 104° 24.183 E Perairan Batu Putih Malaysia. Di titik tersebut PPLP berkomunikasi dengan KM Marudu 3222 milik APMM.
“Karena ini merupakan saudara-saudara kita, kami langsung melakukan penjemputan dan tiba di lokasi titik penjemputan tadi sekitar pukul 03.20 WIB tadi subuh,” sebutnya.
Pada penjemputan tersebut, evakuasi kapal nelayan yang awalnya hanya satu kapal menjadi dua kapal. Hal ini karena satu kapal nelayan yang sampai dan melakukan penjemputan juga mengalami kerusakan di propelernya, sehingga juga tidak dapat melakukan evakuasi dan selanjutnya ditambatkan di KM Marudu 3222.
Setiba di lokasi penjemputan, PPLP Tanjunguban kemudian melakukan serah terima dengan APMM terkait dua kapal dan nelayan yang diselamatkan oleh kapal APMM KM Marudu 3222. Usai serahterima kapal dan sejumlah nelayan tersebut, pihaknya langsung mengevakuasi kapal nelayan dengan menariknya hingga Tanjunguban.
“Kami juga melibatkan Satpolair Polres Bintan, TNI AL, Dinas Perhubungan Bintan, Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan serta Camat Teluksebong dalam evakuasi ini. Karena nelayan tersebut merupakan warga Desa Pengudang, Kecamatan Teluksebong,” terangnya.
Sementara itu, Nizam tekong kapal nelayan yang pertama rusak menjelaskan, jika awal mula pada (15/9/2023) lalu sekitar pukul 18.00 WIB dirinya bersama Heri dan Edi Kurniawan hendak berangkat memancing ikan pari di perairan Timur Lampu atau sekitar 2 jam perjalanan menuju arah Utara dari Pengudang.
Selanjutnya pada Minggu (17/9/2023) pagi sekitar pukul 07.00 WIB, kapal mereka mengalami kerusakan mesin. Karena arus laut kuat dan tidak mungkin berdiam diri, mereka membuat layar dari terpal untuk mengarah ke Malaysia mencari pertolongan.
“Mesin kami rusak, kami terombang-ambing. Satu-satunya kemungkinan bentang terpal untuk jadi layar mengarah ke Malaysia. Nah saat berlayar pelan itu, kami jumpa speedboat jaring nelayan Malaysia. Dia mau nolong tapi tunggu dia selesai pasang jaring dulu,” jelasnya.
Kemudian pada Senin siang menjelang sore, akhirnya nelayan Malaysia tadi membantu menghubungi nelayan yang ada di Pengudang untuk menjemput. Selanjutnya dari Pengudang, 1 kapal nelayan yang berisi 4 orang melakukan penjemputan.
Hadri, tekong kapal nelayan penjemput yang melakukan penjemputan mengatakan, jika pihaknya mendapatkan informasi mengenai kapal rekannya itu sekitar pukul 4 sore Senin (18/9/2023), kemudian pukul 6 sore dirinya bersama 3 rekan lainnya berlayar menuju Baru Putih untuk menjemput.
Sekitar pukul 9 malam, selanjutnya kapal nelayan penjemput sampai di lokasi kapal nelayan yang mengalami kerusakan mesin. Di lokasi, kapal tersebut sudah ditambatkan di kapal APMM Malaysia.
“Saat sudah sampai di lokasi, Marine Malaysia bilang boleh pulang, tidak ada masalah. Tapi pas kami hidupkan mesin, kapal tidak mau jalan. Ternyata baling-baling kapal kami jatuh ke laut. Jadi tunggu lah lagi di lokasi dan dijaga Marine Malaysia dan kami dipersilahkan naik ke atas mereka,” terangnya.
Kemudian pada Selasa (19/9/2023) dinihari sekitar pukul 02.30 WIB KN Rantos-P.210 sampai di lokasi dan melakukan penjemputan dan evakuasi dua kapal nelayan bersama 7 orang.
Ia mengatakan, berterimakasih kepada semua pihaknya, khususnya PPLP Tanjunguban yang mengevakuasi jiwa mereka dan juga kapal mereka yang dipergunakan untuk mencari makan sehari-hari.
“Kami tentunya berterimakasih atas bantuannya hingga kami selamat dan kapal juga selamat,” ucapnya.(Aan)