Opini  

Corona Mengguncang Dunia: Dilema Antara Corona Dan Kegiatan Agama?

banner 120x600

Oleh: Desti Ramadhani Mahasiswa STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam) Miftahul Ulum Tanjung Pinang, Semester II

World Health Organization (WHO) telah menetapkan virus corona atau covid-19 sebagai pandemi karena telah menyebar ke lebih dari 100 negara di dunia. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak dimana-mana yang meliputi geografi yang luas.

Wabah ini kali pertama ditemukan pada 31 Desember 2019, covid-19 telah merabah keseluruh dunia termasuk di negara kita Indonesia. Di Indonesia sendiri, virus corona ini dijadikan sebagai bencana nasional yang membuat orang takut, stress, dan bahkan frustasi.

Virus ini telah memakan banyak korban, virus yang datang tiba-tiba tidak terduka dan bahkan sulit untuk di deteksi kapan tertular, siapa yang tertular dan siapa yang menularkannya. Sungguh covid-19 yang sangat mengerikan dan menakutkan.

Disease (Covid-19) atau lebih dikenal dengan sebutan virus corona merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan dan bisa mengakibatkan kematian.

Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini mendapat perhatian khusus dari dunia Internasional.

Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di kota Wuhan. Orang pertama yang jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan seorang pedagang yang berjualan di pasar itu.

Pandemi covid-19 sangat berdampak dari berbagai sektor kehidupan seperti ekonomi, sosial, pendidikan dan bahkan juga di bidang keagamaan. Virus corona bukan hanya merenggut ribuan nyawa tetapi juga mengubah tata cara kehidupan manusia di seluruh dunia mulai dari interaksi dan komunikasi terhadap sesama maupun proses yang berhubungan dengan Tuhan.

Efek corona yang berimbas pada kegiatan keagamaan di dunia, lantaran karena adanya larangan perkumpulan massa. Gereja di seluruh dunia secara beramai-ramai membatalkan proses acara keagamaan yang telah terencana. Sinagoga di Amerika Serikat dan Eropa menutup pintu. Festival purim umat Yahudi yang biasanya berlangsung ramai dan meriah layaknya karnaval, kali ini hanya di rayakan separuh hati. Hal serupa juga terjadi pada perayaan Holi oleh umat Hindu di India yang biasanya di rayakan dengan beramai-ramai dan meriah namun seketika saja dengan adanya corona virus perayaan tersebut menjadi sebuah perayaan yang begitu menyedihkan, tidak hanya di India saja umat Hindu di Bali Indonesia pun pada saat perayaan nyepi yang biasanya di rayakan sangat meriah bersama dengan wisatawan asing namun nyepi tahun ini hanya bisa di rayakan dengan di hadiri oleh beberapa orang saja. Dan yang cukup mengebohkan adalah penutupan sementara aktivitas ibadah umroh. Keputusan ini langsung dari pemerintah Arab Saudi, karena pastinya untuk mencegah penyebaran virus corona agar tidak meluas. Kota suci Mekah menjadi sangat menyedihkan pada saat ini, terlihat sepi dan sunyi tanpa jamaah yang biasanya melaksanakan ibadah, apalagi sekarang ini di bulan suci ramadhan dimana umat muslim berlomba dalam perihal beribadah atas ketaatan kepada Allah SWT. Dan banyak lagi kasus bermunculan yang pastinya menjadi persoalan baru sebagai akibat ganasnya virus corona yang mengerikan ini.
Dan ditengah wabah corona ini mulai dari Masjid, Gereja, Sinagoga, Kuil, Wihara dan tempat-tempat ibadah lainya yang ada di dunia ini mau tidak mau dipaksa untuk beradaptasi dan mengubah tradisi.
Dibalik semua dampak-dampak yang diakibatkan dari musibah covid-19 ini, terdapat kandungan hikmah yang luar biasa dahsyat. Jauh lebih dahsyat daripada sisi musibahnya. Apa itu? Yaitu virus corona telah menarik hati kita untuk kembali ke fitrah manusia sebagai mahkluk keluarga.

Manusia selama ini dibutakan dengan harta benda, punya pangkat, punya jabatan dan merasa status sosial yang begitu tinggi sehingga ia lupa bahwa ia hanya mahkluk lemah yang bukanlah apa-apa. Mereka lupa diri dan terlalu mencintai
dunia yang fana ini.
Padahal dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara, harta benda, pangkat dan jabatan tidak akan berguna kelak ketika kita telah berada di akhirat. Dan wabah covid-19 ini adalah ujian yang diberikan oleh Tuhan kepada kita semua unttuk menguji kita siapa yang lebih baik amalanya.

Sebelum adanya wabah ini, orang-orang selalu keluar rumah dari pagi sampai malam, baik itu orang tua yang mencari nafkah ataupun anak-anak remaja yang sedang menempuh pendidikan, mereka bahkan lupa untuk pulang dan bahkan saking sibuknya mereka melalaikan suatu hal yang telah di wajibkan oleh Tuhan yang menciptakan alam ini yaitu beribadah.

Dulu orang-orang berkeliaran kesana kemari tanpa henti sehingga rumah pun hanya menjadi tempat untuk tidur dan membuang kotoran sahaja.
Seharusnya rumah dibangun untuk berteduh satu anggota keluarga yang saling memberi nasehat, kasih sayang, dan saling membagi informasi. Akan tetapi, dunia telah mengalihkan semuanya, orang-orang lebih cinta kepada dunia yang fana. Nah, dengan munculnya musibah dari covid-19 ini telah membuat kita untuk tetap selalu dirumah saja bersama keluarga.

Untuk itu, kita sebagai manusia seharusnya sadar dengan adanya wabah corona ini telah memberi kita kesempatan yang sangat berharga untuk kembali menjadi manusia yang lebih baik lagi yang tidak hanya mencintai dunia yang fana ini.

Jadi, dengan adanya ujian ini, semoga kita bisa merubah hidup kita untuk menjadi manusia yang baik, taat dan bermanfaat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *