Daerah  

Satu Pengrajin Tua Luput Dari Perhatian

Foto pak Zalimin (68) dengan hasil kerajinan tangan dari bahan rotan yang digelutinya sejak tahun 2004-2020 (foto Ignnews.id)
banner 120x600

Ignnews.id, Jemaja Timur-Kakek lanjut usia 68 tahun asal Desa Ulu Maras Kecamatan Jemaja Timur Kabupaten Kepulauan Anambas tidak pernah mendapat bantuan peralatan kerajinan tangan yang digelutinya selama ini dari pemerintah desa maupun pemerintah daerah sejak tahun 2004 hingga sekarang tahun 2020.

Panggil saja Kakek Zalimin, bagi warga yang membutuhkan peralatan perabotan rumah tangga seperti tudung saji, kursi, rak sepatu, penumbuk telur, keranjang dan bermacam-macam jenis kerajinan dari bahan rotan cukup datang kerumahnya.

“Saya akan kerjakan peralatan perabotan rumah tangga sesuai pesanan dari pelanggan,”ungkap Zalimin selaku pengrajin rotan di Desa Ulu Maras Kecamatan Jemaja Timur Kabupaten Kepulauan Anambas, Selasa (9/6/2020).

Ketika ditanya, apakah sudah pernah mengajukan permohonan bantuan, dirinya sudah pernah mengajukan kepihak Pemerintah Desa namun hingga saat ini belum ada yang direalisasikan. Bahkan ia menceritakan Bupati Kepulauan Anambaa periode pertama pernah berkunjung ke tempatnya, namun tidak pernah dapat bantuan.

“Sudah pernah pak, tapi hingga kini belum ada bantuan yang diberikan. Bahkan pihak desa juga pernah melakukan pendataan terhadap dirinya,”ujar dia.

Ia menceritakan, sedikit cara proses pembuatan kerajinan tangan kepada Ignnews.id yakni, sebelum ia membuat sesuatu bahan kerajinan, dirinya harus mencari bahan dari rotan yang diambil sendiri di hutan sekitar.

“Bahan rotannya saya harus pergi ke gunung atau hutan. Bahannya tidak beli,”sebut dia.

Setelah itu rotan tersebut dicuci dan dipotong menjadi beberapa bagian, lalu ia merakit kerajinan tangan sesuai yang dipesan para pelanggannya.

“Proses waktu pembuatannya memakan waktu tergantung barang yang dipesan,”jelasnya.

Harga jual bahan kerajinan mulai dari harga Rp 150 ribu perunit hingga Rp 1 juta. Peralatan yang digunakan kakek tersebut masih secara tradisional dan ia butuh bantuan peralatan yang lebih modern lagi.

Selama masa pandemi covid-19 ia tidak pernah mendapat pesanan dari pelanggan lagi, bahkan pesanan yang sudah selesaik dikerjakan tidak diambil oleh pelanggan sehingga barang pesanan menumpuk dirumahnya.

“Saya sangat butuh bantuan peralatan untuk memudahkan pekerjaan yang saya gelutidari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas. Alhamdulilah sejak tahun 2004 hingga 2020 tidak pernah dapat bantuan terkait hal tersebut.

Lanjut dia, saat ini hanya hidup berdua istrinya dan tiga anaknya sudah berumah tangga semua. Untuk menghidupi keluarga selama ini masih bisa tercukupi.

“Kalau untuk makan dikampung masih cukup buat kami pak. Tapi adanya Corona ini saya merasa kesulitan sekali,”tukas dia. (Pd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *