Ambulance Membawa Pasien Positif Covid-19 Dihadang Sejumlah Orang, Ada Apa?

Sempat adu mulut di pelabuhan Matak dan akhirnya pasien terpapar covid-19 yang menggunakan ambulance dievakuasi dipelabuhan Payalaman (foto istimewa)
banner 120x600

Ignnews.id,Anambas-Dikabarkan sempat terjadi adu mulut antara sejumlah orang di Desa Matak Kecamatan Kute Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas dengan tim medis yang membawa pasien positif covid-19 menggunakan mobil ambulance yang hendak dirujuk ke wilayah Provinsi Kepri menggunakan kapal cepat milik Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas yang sandar dipelabuhan Matak.

Pasien beserta tim medis yang masih berada didalam mobil menunggu hampir sekitar satu jam untuk melakukan negosiasi, namun tidak dibenarkan juga berangkat dari pelabuhan Matak.

Kepala Desa Matak, Awaluddin ketika dikonfirmasi oleh ignnews.id melalui telepon selulernya menjelaskan, ketika itu ia mendapatkan laporan dari sejumlah warga terkait pelabuhan Matak sering digunakan sebagai transit bagi pasien covid menuju daerah lain, namun kali ini dirinya tidak membenarkan lagi pelabuhan Matak sebagai transit untuk membawa pasien covid-19.

“Saya dapat laporan dari sejumlah warga dan warga disini merasa resah. Kenapa pelabuhan di Desa Matak terus dijadikan tempat sandar bagi kapal cepat membawa pasien yang terpapar covid-19. Memenuhi permintaan warganya, saya turun langsung kelapangan untuk mengambil kebijakan,” ungkap Awaluddin selaku Kapala Desa Matak kepada ignnews.id, Rabu (12/5/2021).

Kata dia, dirinya sangat mendukung dalam penanganan covid-19 selama ini, namun tentu tidak membuat masyarakatnya menjadi resah. Dalam hal ini ia juga telah dihubungi oleh koordinator covid-19 tingkat kabupaten, namun dirinya memberi penjelasan dan dapat maklumi.

“Menurut saya, kalau memang mau meninggal dunia itu sudah menjadi takdir oleh Allah SWT. Tidak terpapar covid-19 pun bisa juga meninggal dunia. Pastinya kami sudah sepakat, untuk hari Rabu (12/5/2021) tidak membenarkan pasien covid-19 yang berasal dari desa lain dibawa melintas dan pelabuhan Matak dijadikan sebagai tempat transit,” jelas dia.

Sementara itu, drg. Windra Agus Yulianto selaku Direktur Rumah Sakit Lapangan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas mengatakan, bahwa, pasti kejadian dirinya tidak tahu seperti apa, namun tim medis yang membawa pasien tersebut telah menceritakan beberapa hal yang terjadi saat bernegosiasi.

“Tenaga medis yang membawa pasien covid-19 yang menggunakan ambulance dilarang bahkan sempat adu mulut. Bahkan tidak dibenarkan menurunkan pasien di pelabuhan tersebut,” kata Windra saat menyampaikan hasil laporan tim medis kepadanya ketika memberi keterangan kepada ignnews.id.

Soal ambulance membawa pasien covid-19 rujukan dihadang oleh sejumlah warga dan didampingi kepala desa itu benar adanya, namun kronologis pastinya bisa di hubungi dokter yang sedang bertugas saat itu.

Ketika ignnews.id mencoba menghubungi dokter yang melaksanakan tugas saat itu, nomor telepon seluler yang diberikan oleh Direktur Rumah Sakit Lapangan Palmatak tersebut dalam keadaan sibuk dan tidak bisa dihubungi. Hingga berita ini diturunkan, belum bisa melakukan konfirmasi kepada dokter serta tim medis lainnya. (Fendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *