Ini Penjelasan, Direktur RS Lapangan Matak Terkait Pelayanan

Direktur Rumah Sakit Lapangan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, drg. Windra Agus Yuliato saat menghubungi ignnews.id
banner 120x600

Ignnews.id,Anambas-Direktur Rumah Sakit Lapangan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) drg. Windra Agus Yulianto, Sp.KGA mengatakan, tenaga medis telah berupaya secara maksimal terkait pelayanan bagi pasien yang membutuhkannya.

Kata dia, sebelumnya pihaknya telah melakukan edukasi tentang keterbatasan ketersedian oksigen di Kabupaten Kepulauan Anambas dan pihak rumah sakit telah berupaya mengusulkan untuk dirujuk terhadap pasien tersebut, namun keluarga pasien menolak dan menerima apapun hasil yang dilakukan oleh tim medis.

“Surat penolakan untuk dirujuk ditanda tangani oleh keluarga pasien. Hal ini dirinya telah menjelaskan sebelumnya kepada keluarga pasien terkait kondisi oksigen yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas,” kata drg Windra Agus Yulianto kepada ignnews.id, Sabtu (8/5/2021).

Terkait mengenai ruang baru dibangun dirinya bertanya ruang inap yang mana dimaksud. Ruang inap yang rumah sakit lapangan miliki hanya ruangan VIP dan itu digunakan untuk ruangan isolasi pasien covid-19.

“Ruang inap mana yang dimaksud, Ruang inap yang kita punya ya gedung VIP bangunan Conoco itu yang kita pakai sebagai ruang isolasi covid,” terangnya.

Ia juga menjelaskan terkait persoalan Air Conditioner (AC) pada saat itu mengalami kerusakan dan dirinya juga memesan alat yang rusak menggunakan aplikasi tokopedia.

“Soal AC kan tadi sudah saya jelaskan bahwa spare part saya belikan pakai uang pribadi malah pesan di tokopedia,” jelasnya.

Dirinya mengatakan, kondisi AC yang ada saat ini terkadang sering eror dan itu sudah di edukasikan. Untuk mengadakan AC bukan dari pihak rumah sakit, pihak pasien yang menginginkan dan akhirnya pihaknya menyetujui keluarga pasien membawa ac tersebut dari tanggungan rumah sakit lapangan.

“Untuk tahun ini kami tidak bisa membelikan AC, sebab dalam DPA nya memang tidak ada mata anggarannya,” sebut dia.

Untuk penanganan pasien pihaknya menceritakan sesuai hasil laporan, pada tanggal (2/4/2021) pagi, pasien datang dengan sesak nafas demam satu Minggu, batuk dua Minggu, dan rapid antigen reaktif sample PCR di ambil edukasi rawat Inap isolasi covid. Dilanjutkan tgl (29/4/2021) pukul 6:30 dr. Ridzky menjelaskan tentang kondisi pasien yang masih sesak nafas dengan oksigen max 15LPM, target Sp0z tidak tercapai.

“Edukasi perburukan Mungkin terjadi Karena fasilitas terbatas, keluarga mengaku paham dan setuju untuk tidak di lakukan RJP di tandatangani oleh Desy Hajar dan Discky,” terangnya.

Lanjut dia, tanggal (29/4/2021) Pukul 17:45 dapat laporan mengenai AC mati dan kondisi ruangan panas, dr. Jesika mengusulkan untuk dirawat terpisah, tapi pasien dan keluarga menolak saat itu. Kemudian pada tanggal (30/4/2021) kondisi pasien semakin sesak karena oksigen menipis.

“Tanggal (1/5/2021) Pukul 12:00 Dr. Jesika Mengedukasi untuk rujuk ke Fasilitas lebih lengkap kepada anak pasien atas nama Desi dan Rima, lalu mereka meminta waktu untuk berunding dengan keluarga. Pukul 13:30 anak pasien yang bernama Sofyan menghubungi Dr. Jesika untuk di minta penjelasan mengenai kondisi pasien dan rumah sakit dan dijelaskan mengenai kondisi pasien dan keterbatasan fasilitas serta alasan di rujuk saat itu.

“Saat itu anak pasien atas nama Sofyan menyatakan menolak dan menerima segala resiko yang akan terjadi dan surat rujukan di tandatangani oleh Rima dan Desi hajar Kemudian pada tanggal (2/5/2021) Pukul 10:00 Dr, Yogi visite dan Edukasi keluarga mengenai kondisi pasien meninggal dunia Pukul 19:09 WIB, malam,” jelas dia lagi. (Fendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *