Info  

Ini yang Dibisikkan Gaethje Saat Merangkul Khabib yang Menangis

Ini yang Dibisikkan Gaethje Saat Merangkul Khabib yang Menangis
Justin Gaethje merangkul Khabib dan menyampaikan bela sungkawan atas meninggalnya Abdulmanap Nurmagomedov. Foto - youtube/ufc
banner 120x600

Ignnews.id – Penonton yang menyaksikan pertarungan UFC 254 antara Khabib Nurmagomedov dan Justin Gaethje melihat pemandangan yang mengharukan.

Usai dikalahkan Khabib dengan teknik triangle choke, Gaethje yang merupakan warga Amerika Serikat kemudian mendatangi Khabib.

Khabib masih menangis di atas oktagon dengan bersimpuh. Tanpa ragu Gaethje pun ikut bersimpuh lalu merangkul Khabib.

Kepada media yang menanyakan kepada Gaethje apa yang dibisikkan ke telingan Khabib saat itu, adalah ucapan bela sungkawa.

“Aku berkata, aku belum punya kesempatan memberitahumu atas kepergian ayahmu, maafkan aku. Tapi kamu baru saja membuat ayahmu benar-benar bangga,” jawab Gaethje.

Ayah Khabib, Abdulmanap Nurmagomedov meninggal dunia pada awal JUli 2020 silam. Dan pertarungan di Abu Dhabi melawan Gaethje pada 26 Oktober 2020 lalu merupakan pertarungan pertama Khabib tanpa didampingi ayahnya.

Setelah UFC 254 yang mencatatkan kemenangan 29 kali bertanding tanpa kalah, Khabib pun mengumumkan pengunduran dirinya dari MMA.

Rupanya Khabib telah berjanji kepada ibunya jika pertarungannya melawan Gathje adalah yang terakhir dilakukannya. Dan Khabib benar-benar menepati janjinya untuk seorang yang sudah melahirkannya ke dunia.

Mengenai teknik yang digunakan Khabib untuk menyudahi perlawanan Gaethje ialah triangle choke.

Dilansir dari laman Low Kick MMA, kuncian Triangle Choke ini berakar dari sankaku-jime yang merupakan salah satu teknik olahraga judo.

Penerapannya untuk memberi tekanan pada leher lawan, sehingga aliran darah ke otak menjadi terhambat.

Cara melakukannya dengan melingkarkan kedua kaki ke leher lawan. Namun satu lengan lawan dibiarkan terjepit di antara kaitan kaki tersebut

Untuk menekan leher lawan, kaki bagian atas memberi tekanan pada sisi leher. Sedangkan kaki yang lain menekan tangan lawan dan mendekatkannya ke leher.

Jika dilakukan sempurna maka tekanan kedua kaki membuat salah satu tangan lawan menghimpit lehernya sendiri. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *