Vihara Dharma Shanti Tanjunguban Rayakan Festival Kue Bulan, Tokoh Lintas Agama Dan Pemuda Turut Ramaikan

Penampilan tarian anak-anak sekolah Vihara Dharma Shanti saat menghibur di perayaan Festival Moon Cake di Tanjunguban, Kamis (28/9/2023) foto oleh Aan
banner 120x600

TANJUNGUBAN – Vihara Dharma Shanti Tanjunguban menggelar perayaan Festival Kue Bulan atau Moon Cake pada Kamis (28/9/2023) malam. Perayaan yang juga merupakan sembahyang keselamatan tersebut turut dihadiri oleh tokoh lintas agama, pemuda dan juga organisasi lainnya.

Festival Moon Cake yang akan diselenggarakan mulai 28 hingga 30 September ini dihadiri oleh ratus umat buddha di Tanjunguban serta dari wilayah lain di Bintan. Pembukaan dilaksanakan pada malam pertama, kemudian akan dilakukan malam amal pada malam kedua dan penutupan di malam ketiga atau terakhir.

Kuandy Kalsyim, Wakil Ketua Yayasan Vihara Dharma Shanti Tanjunguban mengatakan, Festival Moon Cake atau Lantern Festival ini dilaksanakan pada tanggal 15 bulan ke 8 penanggalan China.

“Untuk di Tanjunguban, sudah lebih kami melaksanakan perayaan ini lebih dari 30 tahun. Kami tentunya sangat berterimakasih atas partisipasi semua pihak dalam acara ini. Mulai dari pihak pemerintah, tokoh lintas agama, pemuda dan juga masyarakat Tanjunguban secara umum,” katanya.

Ia mengatakan, pada perayaan Festival Moon Cake kali ini juga disertai hiburan dengan mendatangkan penyanyi dari Tanjungpinang dan juga Kalimantan. Ini dilakukan untuk menghibur masyarakat.

“Festival ini tidak hanya dirayakan di Tanjunguban, tetapi di waktu yang sama dirayakan di seluruh dunia. Nanti saat jam 12 malam bulan akan berada tepat di atas langit tegak lurus dengan bumi,” ucapnya.

Suasana pada pembukaan Sembahyang Keselamatan pada perayaan Festival Moon Cake di Vihara Dharma Shanti Tanjunguban pada Kamis (28/9/2023) malam

Sementara itu, Kodo Eko Prayogo, Pembimas Buddha Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau mengatakan jika perayaan Festival Moon Cake di Vihara Dharma Shanti Tanjunguban merupakan hal yang luar biasa. Ia menilai pada perayaan tersebut tidak hanya dihadiri dan dirayakan oleh umat Buddha saja, namun tampak masyarakat, tokoh lintas agama dan pemuda serta organisasi masyarakat lainnya.

“Jika saya melihat di beberapa wilayah, perayaan ini hanya didominasi oleh warga Tionghoa saja, tapi disini saya lihat keberagaman dan kekompakan masyarakat,” sebutnya.

Ia mengatakan, keberagaman tersebut merupakan moderasi beragama yang sangat baik dan perlu menjadi contoh bagi wilayah lain soal ketentraman bermasyarakat.

“Moderasi beragama itu kita memegang teguh keyakinan kita namun kita tetap memberikan toleransi kepada pemeluk agama lain dan senantiasa bersama dalam kedamaian dan harmonisasi. Kalau saya lihat di Tanjunguban ini dapat juga dibentuk kampung atau wilayah moderasi beragama, ini mungkin bisa menjadi contoh atau pilot project bagi wilayah lain di Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, moderasi beragama di Tanjunguban ini harus senantiasa dijaga bersama dan dipelihara untuk menciptakan masyarakat yang damai dan tenteram.

Camat Bintan Utara, Deni Irman Susilo juga menyampaikan pesan kedamaian pada perayaan Festival Moon Cake tersebut. Disampaikannya harmonisasi masyarakat harus dijaga bersama. Apalagi menurutnya dalam waktu beberapa bulan kedepan masyarakat akan dihadapkan oleh Pemilu. Tentunya memerlukan kondisi yang baik dan juga aman.(Aan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *