Proyek Embung Sumber APBN Tembus Sekitar Rp 24 Miliar, Bupati Anambas Geram, Ada Apa?

Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris SH mengunakan baju batik lengan panjang warga hijau ketika menaiki tangki air saat peninjauan proyek sumber dana APBN Kementerian PUPR (foto ignnews.id)
banner 120x600

IGNNews.id,Anambas-Proyek pembangunan embung air baku, Desa Nyamuk, Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, dilelang dengan nilai HPS paket sebesar Rp.31.079.994.882,20. Lalu dimenangkan oleh PT Aiwondeni Permai dan telah menyingkirkan 133 perusahaan secara nasional dan dinyatakan sebagai pemenang tender dengan nilai kontrak Rp 24.677.419.029,96, sumber dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Proyek tersebut dinilai masih belum maksimal menuntaskan pekerjaan sebab air tidak mengalir ke rumah warga sekitar.

Ketika Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris,SH mendampingi anggota DPR RI fraksi Golkar dari Komisi V dapil Kepri, Cen Sui Lan bersama rombongan pihak Kementerian PUPR dan pelaksana pekerjaan tersebut Haris mengatakan, dirinya tidak akan memberikan tandatangan tentang serah terima pekerjaan ini nantinya jika air tidak deras melaju ke rumah warga Desa Nyamuk Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.

“Menurut saya ini belum maksimal pekerjaan ini, tolong dituntaskan kembali,” kata Abdul Haris,SH selaku Bupati Kepulauan Anambas, kemarin.

Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris SH menggunakan peci hitam dan didampingi anggota DPR RI Komisi V dapil Kepri dan staf Kementerian PUPR menggunakan baju putih saat dilapangan kerja proyek (ft IGNNEWS.iD)

Dirinya sebagai Bupati Kepulauan Anambas sering menerima laporan melalui via pesan singkat dan telepon seluler dari masyarakat, bahwa air dari sumber tangki yang dibangun tersebut belum mengalir ke rumah warga.

“Saya yang dikomplain oleh warga. Bapak-bapak tidak ada lagi di anambas ini. Saya minta pekerjaan itu dituntaskanlah dulu,” tegas dia.

Kemudian Haris membuka tangki air disaksikan bersama rombongan yang hadir ternyata air didalam tangki bisa dikatakan tidak ada airnya. Jika tangki air masih kosong, bagaimana air akan mengalir ke rumah warga? tanya bupati ketika mengecek langsung dilapangan dengan pihak rombongan Kementerian PUPR dan kontraktor lalu disaksikan anggota Komisi V DPR RI dapil Kepri tersebut.

“Air di tangki kosong, kran air yang akan mengalir ke rumah warga tidak ada air yang mengalirnya,” jelasnya.

Pantauan langsung media ignnews.id yang ikut bersama rombongan tersebut dan mendengarkan pernyataan pihak staf Kementerian PUPR menjelaskan kepada anggota DPR RI itu bahwa air sudah di mengalir dan bahkan telah dinikmati oleh warga sekitar.

Kemudian ditelusuri kepada warga sekitar mengatakan, pihak mereka belum merasakan air yang bersumber dari tangki itu yang dibangun oleh Pemerintah.

“Itu tidak benar pak, kami belum pernah merasakanya air dari tangki yang dibangun yang menelan dana APBN puluhan miliar itu,” ucap warga yang tidak ingin disebutkan namanya. (Fendi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *