Opini  

KIRAB RATIB SAMAN

banner 120x600
Oleh : Ibna Reti
(Mahasiswa Ekonomi Islam STAI Natuna)

Natuna adalah daerah yang masih menjunjung tinggi nilai tradisi budaya melayu serta masih melestarikan budaya tradisionalnya. Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia. Koentjaranigrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.

Terbentuknya suatu daerah tempat tinggal manusia terjadi melalui proses yang panjang, proses ini menjelaskan bahwa tradisi dan budaya mempunyai peran penting dan tradisi akan selalu terikat pada kronologis peristiwa, artinya selalu ada kesinambungan antara kejadian sebelumnya dengan kejadian selanjutnya. Karena tradisi dan budaya merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia yang masih menjadi adat kebiasaan dari nenek moyang sampai saat ini masih dilaksanakan.

Tradisi dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan mengulang sesuatu sehingga menjadi kebiasaan. Mewariskan sebuah kebudayaan tentu akan terasa hambar apabila tidak mampu menelusuri apa yang menjadi landasannya, termasuk dalam hal Kirab Ratib Saman. Ratib adalah Zikir (latihan mistik atau do’a dengan berulang-ulang mengucapkan pujian-pujian kepada Allah SWT, seperti Laa ilaaha illallaahu, Allahu Akbar).

Kirab Ratib Saman adalah perjalanan bersama-sama atau beriringan secara berurutan dari muka kebelakang dalam suatu rangkaian upacara adat dan keagamaan yang di dalamnya mengumandangkan lantunan zikir atau do’a dengan berulang-ulang mengucapkan pujian-pujian kepada Allah SWT, seperti kalimah ’laa ilaaha illallohu’’, allahu akbar’’ dan seterusnya. Sedangkan Saman adalah syeh yang menciptakan dari zikir tersebut.

Kirab Ratib Saman merupakan budaya yang kerap dilaksanakan pada zaman dahulu di Kabupaten Natuna. Kirab Ratib Saman adalah sesuatu berbentuk zikir yang dilaksanakan secara kelompok dan beriringan, disertai dengan syair atau lagu dengan gerakan yang unik. Adapun sebelum melaksanakan Kirab Ratib Saman ini terlebih dahulu melaksanakan runtutan acara keagamaan yang disebut tolak bala’ selama 7 kali pada malam jum’at yaitu diawali pada malam 10 Muharram. Adapun runtutan acara tolak bala’ yaitu shalat magrib bersama di Masjid, membaca surat yasin sebanyak 1 kali, membaca do’a tolak bala’, kemudian dilanjutkan dengan sholat isya’ secara berjama’ah dan terakhir ditutup dengan kegiatan makan ketupat secara bersama-saman.

Pada malam jum’at yang ketujuh yaitu jatuh di bulan Syafar, acara do’a tolak bala’ ditutup dengan yang namanya Kirab Ratib Saman. Kirab Ratib Saman dilaksanakan setelah ba’da shalat isya’ dengan berjamaah. Sebelumnya seperti biasanya runtutan acaranya diawali dengan shalat magrib berjamaah, membaca yasin, membaca do’a tolak bala’ kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama. Setelah itu dilanjutkan shalat isya’ berjamaah dan baru dimulailah acara Kirab Ratib Saman ini, yang dipimpin oleh Khalifah Kirab Ratib Saman.

Pelaksanaan Kirab Ratib Saman ini pada saat sekarang hanya satu kali dalam satu tahun, tetapi itu pun sudah jarang dilaksanakan. Hanya satu desa yang masih melaksanakan Kirab Ratib Saman tersebut yaitu Desa Sungai Ulu yang masih aktif sampai saat ini, dipimpin oleh beberapa ulama atau tokoh masyarakat yang bernama Surya Kamalia, Muhammad Zani dan Saidi. Di bawah pimpinan beliaulah Kirab Ratib Saman yang ada di desa Sungai Ulu Masih sering dilakukan.

Minimnya hal yang berhubungan dengan tradisi budaya lokal menjadi masalah tersendiri, karena budaya yang ada hanya dilingkungan tertentu saja. Umumnya hanya pada pelestari budaya dan masyarakat hanya sebatas tau budaya tersebut, tetapi tidak mampu untuk menangkap lebih jauh mengenai seluk beluk budaya tersebut dan nilai yang terkandung di dalamnya.

Kirab Ratib Saman ini adalah salah satu tradisi Budaya Melayu peninggalan leluhur bernuansa Islami. Dari sekian banyak ragam seni Budaya di Kabupaten Natuna, sepertinya Kirab Ratib Saman ini perlu mendapatkan sorotan, karena seperti yang dilihat sekarang tradisi ini yang hampir punah.

Tujuan dari diadakannya Kirab Ratib Saman ini adalah untuk menghalau wabah, musibah, dan bencana di suatu masyarakat atau kampung sehingga terhindar dari hal tersebut. Kemudian manfaat dari Kirab Ratib Saman ini adalah agar sering-sering mengingat Allah, dan memohon pertolongan Allah SWT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *